RSS

Kegiatan Perpustakaan


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

DAA diambang kepunahan

Judulnya keren kan?
hahahaha.....
Guys, gw bukan mau mengungkit masa lalu yang telah kelam, gw bukan mau menyulut lagi api permusuhan kita, tapi hanya sedikit memberikan fakta yang telah ada ke hadapan kalian agar kalian faham. Kalian boleh percaya atau tidak, dibawah ini adalah kutipan email orang-orang subud (nama dan alamat email terlampir) yang membahas tentang kita. tak usah berlama-lama, silahkan dinikmati

Dari        : Aryati Prawoto <marmitas...@yahoo.co.uk>
Judul       : Bls: [SUBUD Indonesia] Desa Anak-anak diambang kepunahan, sebuah penghancuran karakter Subud Indonesia oleh pihak asing
Kepada    : subudindone...@yahoogroups.com
Cc: "YUM Jakarta" <jaka...@yumindonesia.org>, "Olvia R." <olvia2...@yahoo.com>, "WanAsjur" <wsetiawa...@yahoo.com>, "wawan setiawan" <one020...@yahoo.com>
Tanggal: Selasa, 18 Agustus, 2009, 8:05 AM

 

                  Ass wr wb,

terima kasih atas masukan yang berharga dari mas Luckman dan kawan2.

Apa yang dirasakan dapat saya pahami . Sebagai salah satu anggota Dewan Pengurus YUM, saya mencoba untuk menjelaskan secara singkat saja dan selanjutnya, saya persilahkan ibu Olvia atau mas Wawan selaku direktur eksekutif YUm yang baru untuk melengkapi keterangan saya . mas Wawan adalah sarjana pekerja sosial yang telah mengabdi ke YUM selama hampir 4 tahun selaku Project Manager dari YUM  Aceh Community Center dengan bantuan dana dari Jepang.

Beberapa bulan yang lalu, memang telah diputuskan adanya perubahan kebijakan dimana Desa Anak2 menjadi Community Center yang sifatnya melayani kepentingan masyarakat disekeliling DAA dalam aspek pemberdayaan masyarakat ( termasuk ibu, anak dan remaja ) . 
 Hal ini selaras dengan kebijakan dari pemerintah atau dinas Sosial dimana tempat anak yang terbaik adalah ditengah keluarganya;  kebijakan tersebut secara perlahan hendak diterapkan di- wilayah2 yang mampu menyelenggarakannya ( mas wawan, tolong diperjelas mengenai kebijakan tersebut).
Dengan anggaran bulanan yang cukup besar ( sekitar Rp 15 juta ) untuk membiayai gaji karyawan dan makan sekolah anak2 sebanyak 40 an anak, dana untuk Desa Anak2 mengalami penurunan dimana kurang terdapat jumlah donor yang tetap. Untuk diketahui, setiap donasi selalu dipesan bahwa uang itu peruntukkannya untuk apa . untuk Cipanas untuk selama dua tahun, kita mendapat donasi untuk membuat capacity building bagi remaja2 yang ingin belajar matematika, komputer dan bahasa inggris. Guru2nya telah diseleksi dan kursus secara gratis untuk orang2 setempat akan segera dimulai.

Terkait kembali dengan kebijakan YUM yang baru mengenai DAA , saat ini kedengarannya
 seperti kejam, kok kita tega mengembalikan anak yang terbiasa diasuh dengan nyaman dibawah pengasuhan YUM ? Ada perubahan kebijakan yang memang membawa dampak bagi sejumlah anak, tetapi dengan fungsi Community Center ini, tujuan yang hendak dicapai adalah untuk masyarakat secara lebih luas dengan dana yang yang lebih kecil untuk masa2 yang akan datang . Program2 yang telah disusun untuk DAA sudah dibuat dan saya persilahkan kembali ke mas Wawan untuk menguraikannya .      

Sekali lagi, segala sesuatunya telah dipikirkan dan dipertimbangkan dengan matang, bukan karena untuk kepentingan kelompok tertentu, ini mungkin disebabkan kurangnya informasi yang luas sehingga menimbulkan penafsiran yang berbeda.

Akhir kata, sebagai penutup, mohon maaf lahir batin, dan selamat menjalankan ibadah puasa.

wassalam,

Marmita 

nah, ini yang ke 2

Dari: Luckman <luckmand@cbn. net.id>
Kepada: subudindonesia@ yahoogroups. com
Cc: Subud-Youth- Indonesia@ yahoogroups. com
Terkirim: Selasa, 18 Agustus, 2009 04:44:46
Judul: [SUBUD Indonesia] Desa Anak-anak diambang kepunahan, sebuah penghancuran karakter Subud Indonesia oleh pihak asing

 

Dear Brothers and Sisters,
 
Pada hari Sabtu tgl 15 Agustus kemarin, bersama PPN
Jakarta dan PPD Bogor yang baru, kami nyekar ke makam YM Bapak dalam rangka
ruwahan, dalam perjalanan pulang, kami mampir ke Desa Anak-anak, suatu hal yang
sering saya lakukan, bila berkunjung ke Sukamulya.
 
Disana kami melihat perpustakaan yang telah selesai
di rehab dan tertata rapih, kamar 2 asrama yang selesai di rehab, tetapi Mushola
yang tetap dibiarkan kumuh, dan sedang direnovasi secara swadaya, serta tidak
ada anak2 kecil yang biasanya berceloteh menyambut kami.
Keheranan saya terjawab waktu mendapat cerita
dari pengurus panti asuhan, pak Ari dan bu Ety, bahwa setelah renovasi kamar
asrama dan perpustakaan selesai,
kebijakan dari ketua pengurus YUM adalah : Tidak lagi menampung anak asuh,
karena YUM akan difokuskan pada kegiatan sosial bagi pelatihan
pemuda.
 
Maka anak2 yang sekarang di tampung di YUM, mulai
kelas 1 sampai 5 SD, dipulangkan pada orang tuanya masing2, tercatat ada 11
anak, dari sebelas anak tersebut hanya 2 orang tua yang sanggup menampung
kembali anak2 nya, sehingga ke 9 anak2 yang lain terpaksa di titipkan pada
Yayasan panti asuhan yang kelasnya di bawah YUM, sedangkan anak2 kelas 6, SMP
dan SMA akan dibiayai sampai lulus dan selanjutnya tidak akan menerima anak asuh
lagi.
 
Waktu ibu2 donatur dari Jerman, datang berkunjung,
mereka mencari anak2 kecil yang biasa disitu, dan ketika diantar kesana,
ternyata anak2 itu menangis, ingin kembali ke YUM, berkumpul dengan kakak2 nya
kembali, para pengurus di YUM menceritakan hal ini kepada kami dengan mata ber
kaca-kaca, maklum pengasuhan yang mereka terima sekarang, jelas berbeda dengan
ketika masih di asuh di YUM.
 
Kebijakan ini diambil karena pihak donatur di luar
negeri hanya memberi bantuan pelatihan dan kegiatan sosial bagi para pemuda
saja, bukan kegiatan pengasuhan anak, sebab menurut mereka, sebaiknya biar anak2
itu di asuh oleh orang tuanya saja, suatu hal yang menurut saya sangat riskan,
karena menurut pengalaman saya pribadi, si anak hanya akan di eksploitir oleh
orang tuanya, dan biaya pendidikan tidak tersalurkan dengan tepat. Atau ada
pihak2 tertentu yang menggosok ketua pengurus YUM agar donasi di alihkan bagi
program pelatihan, agar dirinya bisa dilibatkan, dan ujung2 nya menghasilkan
duit...wallahualam bisawab.
 
Bila kegiatan YUM bukan lagi sebagai desa anak2,
dan tidak lagi mengasuh anak2 maka lambang YUM, orang yang menggandeng 2 orang
anak jelas akan berganti, entah gambar apa yang akan di gandeng.
 
Kemudian saya merenung, bila saya menjadi anak2
itu, yang begitu gembira ketika kamarnya di rehab, dan setelah kamar tersebut
selesai, dengan tempat tidur baru, kemudian saya disuruh pindah, dipindahkan
dari komunitas saya, tentulah saya juga akan berontak, dan pengaruh psychologis
bagi anak2 dan orang tuanya, mereka akan berpikir : ooooh Subud tu begitu toh,
semuanya diatur oleh orang asing....... ini betul2 sebuah penghancuran karakter
secara tak terasa.
 
Para donatur di luar negeri, tidak menghendaki
bantuan kepada Yayasan yang bersifat sekular, maka jangan heran dan jangan
bingung, bila suatu saat di YUM sudah tidak ada lagi lambang Subud, karena
bersifat sekular.
 
Sebagai manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan,
tentulah saya terpukul mendengar semua itu, dan sebagai warga negara Indonesia,
yang ayahnya pernah bertempur melawan penjajah Belanda, rasa ke Indonesiaan saya
merasa terhina, ketika menerima kenyataan bahwa semua kebijakan spiritual kita
juga harus diatur oleh orang asing.
Yayasan Usaha Mulya didirikan atas prakarsa YM
Bapak Muhamad Subuh, didirikan untuk menyantuni anak2 yatim dan anak2 tidak
mampu, hal itu sebagai katup penyelamat, karena tingkat kejiwaan akan cepat naik
bila kita melaksanakan kegiatan sosial di luar Subud, nah cetak biru yang sudah
dibuat grand design nya oleh YM Bapak, sekarang akan di acak2 oleh pihak asing,
apakah kita tidak pernah kapok, setelah BSB dijual, setelah S Widjojo di lego,
dan sekarang satu lagi amanah yang Mulya Bapak untuk menyantuni anak miskin juga
akan kita abaikan, apakah para anggota Subud Indonesia ini semua terdiri dari
para fakir miskin, kere dan pengemis yang begitu melaratnya, sehingga tidak bisa
menjalankan amanah YM Bapak, sehingga kita harus selalu menengadahkan tangan,
mengharapkan belas kasihan donatur asing, yang kemudian mendikte kita......kalau
begitu kapan kah kita merdeka
 
Saya jadi ingat syair dari Khalil Gibran Khalil
:
Kasian bangsa, yang tidak bisa meminum anggur yang
ditanamnya sendiri
Kasian bangsa, yang tidak bisa memakai kain yang di
tenunnya sendiri
Kasian bangsa, yang tidak bisa memakan gandum yang
ditanamnya sendiri
 
Kalau Khalil Gibran masih hidup, dia akan berkata,
Kasian Orang Subud Indonesia, yang tidak bisa mengambil kebijakan
sendiri.
 
 
Wass
 
 
Luckman
 
NB : Saya jadi mengerti jalan pikiran para pengebom
bunuh diri, karena rupanya kita juga sedang memberi pupuk pada para suicide
bomber next generation.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Met Idul Adha

Muf, mungkin aku telat dalam masalah ini, tapi dengan ketelatan ini, aku masih peduli pada kalian semua untuk ngucapi satu hal yang paling berharga...


SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA,,,, Sorry telat hehe


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Semangat Hidup: Belajar dari Pengalaman

Semangat Hidup: Belajar dari Pengalaman

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

5 alasan kenapa kita perlu sayuran Organik

  • Anak-anak lebih rentan terpapar bahan kimia pestisida karena organ tubuhnya masih dalam tahap / masa perkembangan
  • Sayuran organik tidak mengganggu kesehatan petani, lingkungan serta kami yang sering memakannya
  • Metode pertanian organik mencegah kontaminasi sumber mata air dan bahkan akan melindunginya 
  • Sayuran Organik lebih sehat dan memiliki kandungan vitamin serta mineral yang lebih tinggi
  • Sayuran Organik tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan bermacam-macam gangguan kesehatan.
Maka dengan itu, Kami warga DAA>>> Desa Anak-anak mengkonsumsi sayuran Organik supaya jiwa raga kami sehat selalu, dan aku menyarankan anda warga dunia segeralah berpindah untuk memakan sayuran Organik supaya sehat selalu dan tidak mudah terserang penyakit,,,,, Go Organik. beralih untuk hidup sehat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)
Diberdayakan oleh Blogger.